Postingan

Check out

Syarat Kehidupan [Essai Pengorbanan]

Syarat Kehidupan Oleh : Nur Aisyah Amalia             Hidup yang kita jalani ini bukanlah sesuatu yang Cuma-Cuma. Ada harga yang harus dibayar untuk menjalaninya. Dan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi atasnya. Salah satu syarat dari kehidupan itu adalah “Pengorbanan”           Secara tidak langsung, pengorbanan merupakan salah satu syarat menjalani hidup. Entah pengorbanan tersebut untuk diri sendiri ataupun pengorbanan untuk orang lain. Contoh kecil pengorbanan untuk diri sendiri adalah saat dimana kita hanya makhluq kecil yang berjuang mengalahkan makhluq kecil lainnya. Sehingga kita bisa menjadi pemenang yang akan membuahi sel telur, kemudian menjadi nyawa lain didalam rahim ibu. Kita tidak hanya berdiam saja didalam rahim. Kita juga melakukan banyak hal, dari membelah diri hingga ratusan kali, sampai belajar menendang, mendengar dan bernafas didalam perut ibu yang masih penuh dengan air             Perjalanan 9 bulan itu sangat panjang. Ibu yang mengalami berbaga

[Cerpen_FiksiMini] Demi Seulas Senyum di Wajahnya

Demi Seulas Senyum di Wajahnya “Mari masuk Dhi”, sesorang mempersilahkanku tidak lama setelah aku memencet bel. Aku berjalan dibelakang pemilik rumah yang tidak lain adalah teman kecilku. Ini adalah pertemuan pertama kali kami setelah 13 tahun perpisahan di SMA. Dan kini ia menjadi rekan kerjaku dikantor. “kau benar-benar tidak ada kabar Ren, bahkan kau tidak mengundangku saat menikah”, godaku saat melihat seorang wanita menghampiri kami dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat dua buah gelas. “silahkan diminum”, Wanita itu meletakkan segelas air putih didekat Reno dan segelas susu dihadapanku. Reno tersenyum penuh cinta pada wanita tersebut sebelum akhirnya ia meninggalkan kami diruang tamu. Susu dihadapanku ini terlihat sangat segar, hingga membuatku tergoda untuk segera meminumnya. Tapi disaat tanganku hendak meraih gelas itu, Reno dengan cepat megambilnya dan menggeser air putihnya ke arahku. “Maaf, sepertinya istriku salah. Susu ini khusus untukku”, ucap

Main CorelDraw X7

Gambar
Kakak Kakak Musyrifah Angkatan 2 😊😊😊 semoga Allah mempertemukan kita lagi. entah di dunia ini, atau d akhirat nanti.😊 by  @ammah_Ucha

My Wallpaper

Gambar
😁😁😁😁 Jangan Pernah menyimpulkan sesuatu jika kau belum tahu pasti kebenarannnya Bertanya pada orang yang bersangkutan itu lebih baik daripada menerka-nerka apa yang terjadi 

[Cerpen] Bayangan di Sudut Ruangan

Bayangan Disudut Ruangan                     Ditengah gelapnya malam, terlihat seseorang yang sedang mengawasi. Zia, gadis berusia 16 tahun itu terlihat gusar dalam tidurnya.  Sosok bayangan  itu selalu ada di sana. Mengawasi Zia setiap malam. Tidak hanya mengawasi. terkadang Zia merasa bayangan tersebut semakin mendekat, membisikkan kata kata yang membuat tidurnya terasa berat. Seakan akan ada sesuatu yang menindihinya, bahkan seskali mencekiknya. Membuat Zia tak bisa bernafas untuk beberapa saat.             “Pa..ppa..”, suara Zia terdengar tertahan. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.             “Eegh, enghh..”, erangan kecil Zia mengisyaratkan rasa sakit, dan ‘ceklek’, suara orang membuka pintu menyadarkan Zia dari tidur singkatnya. Ditekannya lampu jam weker yang menunjukkan pukul 00.05.             “Papa!”, sosok yang dipanggil ‘Papa’ itu mendekat dan memeluk Zia yang sudah terduduk di atas ranjangnya “kau bermimpi buruk lagi?” “Tidak. aku tindihan. Pa, bi

Dukung Aku [Cerpen]

            Dukung Aku Minggu lalu seorang ustadzah memberiku tugas untuk menuliskan sebuah cerita. Cerita tentang awal prjalananku berada di Ma’had ini. Namun siapalah aku? Aku hanya bocah yang belum banyak mengerti. Sampai tugas membuat cerita tentang diriku sendiripun aku merasa tak mampu. Dan inilah yang kulakukan sekarang, duduk termenung sambil memandangi kertas tugasku yang masih saja kosong sejak enam hari lalu. Berkali-kali aku mencoba menulis segala yang terlintas dipikiranku, namun fikiran tentang hafalan yang esok pagi harus ku setorkan membuatku semakin tak tahu harus menulisa apa..            “cletak”, perlahan kuletakkan penaku diatas meja. menarik nafas panjang dan kemudian menghembuskannya perlahan. Melihat sekeliling untuk mencari sebuah gagasan, bertanya kepada setiap orang yang berlalu lalang soal apa yang bisa kutulis, namun aku hanya menerima jawaban sebuah senyuman.  tiba-tiba pandanganku tertuju pada “sesuatu” yang sedang tergeletak diatas lantai. Diam